Sunday 10 January 2016

The Wolf of Wall Street


2013
Sutradara: Martin Scorsese
Pemain: Leonardo DiCaprio, Jonah Hill, Margot Robbie, Matthew McConaughey, Kyle Chandler, Rob Reiner, Jon Bernthal, dan Jon Favreau
Penulis: Terence Winter, berdasarkan buku The Wolf of Wall Street karya Jordan Belfort
Durasi: 179 Menit
Nilai: -A


The Wolf of Wall Street adalah sebuah komedi gelap tentang Amerika. Subjek utama komedi satir ini adalah segelintir elit yang dikenal sebagai the one percent, yakni para super-kaya Amerika yang menjalani kehidupan bagai tak ada hari esok. Mereka adalah segelintir kecil pialang Wall Street dan manajer bank investasi yang konon menguasai sebagian besar konsentrasi kemakmuran seluruh populasi negeri di dalam kantong pribadi mereka sendiri. Sebagai representasi para elit ini, Martin Scorsese menghadirkan kepada kita karakter Jordan Belfort (Leonardo DiCaprio).
Pada usia 22 tahun, Jordan Belfort bekerja sebagai seorang pialang saham pada L.F. Rothschild. Ketika perusahaan finansial itu bangkrut pada tahun 1987, Jordan pindah ke Long Island dan bekerja pada sebuah perusahaan kecil yang menjual saham gorengan (penny stocks). Di Long Island, ia berkenalan dengan Donnie Azoff (Jonah Hill) dan bersepakat untuk membangun perusahaan finansial mereka sendiri. Dibantu beberapa sahabat Jordan yang hampir kesemuanya adalah pengedar narkoba, keduanya kemudian meraih sukses: pendapatan mereka mencapai 49 juta dollar per tahun, dan para serigala Wall Street ini menjadi orang kaya baru yang paling menarik perhatian. Pertanyaannya: apakah kesuksesan tersebut diraih dengan cara-cara halal? Tentu saja tidak.
Praktek yang dilakukan perusahaan Jordan Belfort dkk. adalah teknik klasik pump-and-dump, yakni teknik menaikkan harga saham-saham butut berdasarkan rumor dan berita bohong, lalu menjual saham-saham tersebut ketika harga naik. Yang menjadi korban, tentu saja, adalah para investor. Tetapi tidak masalah, kata Tuan Belfort. Toh, uang para investor tersebut akan jauh lebih berguna berada di tangan Jordan dan kawan-kawan. Mereka lebih tahu bagaimana menghabiskan uang-uang itu secara lebih “berkelas”.
Pernyataan tersebut adalah sebuah satir. Tindakan “berkelas” bagi para serigala ini adalah menyewa pelacur tiap malam, menghirup kokain, menenggak quaaludes, mengadakan pesta orgy di kantor, dan segala bentuk kegilaan hedonistik lainnya. Bisa dibilang, Jordan Belfort adalah Caligula jaman modern. Perilaku hedonis orang-orang di dalam film ini benar-benar di luar kewajaran, sampai-sampai membuat kita sedikit ragu kalau film ini benar-benar diangkat dari sebuah kisah nyata.
Bagi Martin Scorsese sebagai sutradara, tema yang diangkat pada film ini bukanlah barang baru. Semenjak Mean Street (1973), Scorsese memang terkenal sebagai sutradara yang suka mengangkat tema the American dream dengan nada sinis dan muram. Bedanya, jika subjek cerita pada film-filmnya yang terdahulu memang dapat dikategorikan sebagai gangster, The Wolf of Wall Street adalah kisah tentang orang-orang biasa. Pada awal film diceritakan bahwa Jordan Belfort hanyalah seorang anak muda dengan watak family man dan pekerja keras. Semuanya mulai berubah ketika ia menyadari betapa mudah dan menyenangkan menjadi kaya raya melalui jalan pintas.
Di sinilah daya pikat utama film terbaru karya Scorsese ini. Kritik sosial yang dilayangkan film ini tidak diceritakan melalui penggambaran dunia gelap mafioso yang jauh dari realitas keseharian penonton. Scorsese tampaknya menyadari, pasca-krisis finansial tahun 2008, mimpi buruk kegagalan the American dream tidak hanya menghantui mereka yang dikategorikan sebagai kelompok marjinal (khususnya para imigran), tetapi juga menghantui mayoritas masyarakat Amerika kebanyakan. The 99 percent. Mereka inilah korban sesungguhnya dari ketamakan dan kerakusan serigala-serigala Wall Street seperti Jordan Belfort.
The Wolf of Wall Street memang bukan The Departed (2006), masterpiece Scorsese yang mendapat 4 piala Oscar itu. Film ini tidak memiliki plot dan relasi antar karakter yang terlalu kompleks. Tapi justru karena itu film ini sangat menghibur. Film ini didanai secara penuh oleh sebuah studio independen sehingga Scorsese tidak perlu bersusah payah “memperhalus” konten cerita dan joke-joke vulgar yang menjadi kekuatan film ini.
Banyaknya nama besar di dalam jajaran pemain menjadi daya tarik tersendiri. Leonardo DiCaprio, seperti biasa, tampil cemerlang. Piala Oscar untuk aktor terbaik adalah takdir Leonardo yang hanya tinggal menunggu waktu. Tetapi kejutan justru datang dari Matthew McConaughey dan Jonah Hill. Matthew McConaughey hanya tampil sekitar 10 menit, tapi adegan yang ia lakoni (adegan senandung sambil memukul-mukul dada itu) justru menjadi adegan paling tidak terlupakan sepanjang film. Sedangkan Jonah Hill secara kocak berhasil membawakan karakter Donnie Azoff yang degil dan menyebalkan. Masuk daftar nominasi untuk aktor pendukung terbaik pada Oscar tahun ini adalah apresiasi yang pantas bagi Jonah Hill.
The Wolf of Wall Street memang gagal besar di ajang Oscar. Dari 5 nominasi yang diberikan, tak ada satu pun piala yang diraih. Tetapi rasanya kegagalan tersebut lebih dikarenakan persaingan film-film di ajang Oscar 2014 sangat ketat (harus diakui 12 Year a Slave dan Gravity memiliki nilai produksi yang lebih tinggi). Namun secara keseluruhan, The Wolf of Wall Street tetap merupakan sebuah film yang sangat asyik untuk ditonton.

No comments:

Post a Comment